Senin, 25 Mei 2015

Contoh Perhitungan Tiang Pancang Mini Pile

Contoh Perhitungan Tiang Pancang Mini Pile


Selamat malam sobat bloger,
Berikut ini contoh perhitungan Tiang pancang beton mini pile dia. 30 cm.

3.5 Perhitungan Fondasi Tiang Pancang

Perhitungan fondasi sesuai dengan SNI 03-2847-2002 tentang tata cara perencanan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Dalam SNI tersebut disebutkan bahwa nilai faktor reduksi ( ø ) untuk geser adalah 0,65.


Kedalaman fondasi sesuai dengan hasil penyelidikan tanah adalah 24 m dari muka tanah asli. Pada kedalaman tersebut, nilai konus hasil sondir (qc)= 150 kg/cm2 dan jumlah hambatan lekat (Tf) = 1000 kg/cm.

Adapun spesifikasi dari tiang pancang yang digunakan adalah:
· Mutu beton (f’c) =30 Mpa.
· Mutu baja (fy) = 400 Mpa.
· Ukuran = ø 30 cm.
· Luas penampang = 706,86 cm2.
· Keliling = 94,25 cm.


3.5.1 Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang

3.5.1.1 Berdasarkan Kekuatan Bahan

Tegangan tekan beton yang diijinkan yaitu:
σb = 0,33 . f’c ; f’c =30 Mpa = 300 kg/cm2
σb = 0,33 . 300 = 99 kg/cm2
Ptiang = σb . Atiang
Ptiang = 99 . 706,86 = 69978,98 kg = 69,98 t
dimana:
Ptiang = Kekuatan pikul tiang yang diijinkan
σb = Tegangan tekan tiang terhadap penumbukan
Atiang = Luas penampang tiang pancang

3.5.1.2 Berdasarkan Hasil Sondir
Daya dukung tiang dihitung dengan formula sebagai berikut:
Dimana:
qc = Nilai konus hasil sondir (kg/cm2)
Ap = Luas permukaan tiang (cm2)
Tf = Total friction (jumlah hambatan lekat, kg/cm)
As = Keliling tiang pancang (cm)
Data hasil sondir untuk kedalaman -24 m, didapatkan:
Ø qc = 150 kg/cm2
Ø Tf = 1000 kg/cm
= 66759,67 kg= 66,759 t
Sehingga daya dukung yang menentukan adalah daya dukung berdasrkan data sondir,
Ptiang = 66,759 t ~ 66,76 t.
3.5.2 Menentukan Jumlah Tiang Pancang
Untuk menentukan jumlah tiang pancang yang dibutuhkan digunakan rumus acuan sebagai berikut:
Dimana: n = jumlah tiang pancang yang dibutuhkan
P = gaya vertikal (ton)
Ptiang = daya dukung 1 tiang (ton)

Tabel 1 Perhitungan Jumlah Tiang Pancang
Tiang
P (ton)
P tiang (ton)
n
Pembulatan
P1
130
66,76
1,95
3

3.5.3 Menghitung Efisiensi Kelompok Tiang Pancang
dimana:
m = Jumlah baris
n = Jumlah tiang satu baris
Ө = Arc tan dalam derajat
d = Diameter tiang (cm)
S = Jarak antar tiang (cm)
– syarat jarak antar tiang
– syarat jarak tiang ke tepi
Tipe poer (pile cap) yang digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1 Tipe Pile Cap (P1)
Tabel 2 Perhitungan Efisiensi Kelompok Tiang
Poer
D (cm)
S (cm)
m
n
q
efisiensi

P1
30
90
2
1
18.434
0,205
1
0,795


Tabel 3 Perhitungan Daya Dukung Kelompok Tiang
Poer
Efisiensi
Ptiang(ton)
Satu tiang (ton)
Jumlah tiang
Daya dukung group (ton)
Cek
P1
0,795
66,76
53,07
3
159,22
> 130 ton

3.5.4 Kontrol Terhadap Geser Pons
3.5.4.1 Pile Cap (P1)
Karena kolom tidak tertumpu pada pile, maka P yang di perhitungkan adalah P kolom.
P = 130 ton
h (tebal pile cap) = 0,6 m
t = 45,14 t/m2
t = 4,51 kg/cm2 < 11,258 kg/cm2
(tebal pile cap cukup, sehingga tidak memerlukan tulangan geser pons).

3.5.5 Penulangan Pile Cap
3.5.5.1 Pile Cap (P1)
Penulangan didasarkan pada:
Pmaks = ΣP/3 = 130 t /3 = 43,33 ton
Pmaks < Ptiang = 43,33 < 53,07
Mx = 43,33 x 0.45 = 19,49 tm
My = 43,33 x 0,52= 22,53 tm
Penulangan Arah x
Mu = 19,49 tm = 149,9 kNm
Tebal pelat (h) = 600 mm
Selimut beton (p) = 70 mm
Diameter tulangan (øD) = 19 mm
Tinggi efektif arah x (dx) = h – p – ½ øD
= 600 – 70 – ½ .19
= 520,5 mm = 0,5205 m
kN/m2
Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,001752
Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax)
ρ < ρmin maka dipakai ρmin
As = ρ.b.d.106
= 0,0035 . 1 . 0,5205 . 106
= 1821,75 mm2
Dipakai tulangan D19 – 150 (As terpasang = 1890,2 mm2 > 1821,74 mm2 ……… OK !!!)

Penulangan Arah y
Mu = 22,53 tm = 225,3 kNm
Tebal pelat (h) = 600 mm
Penutup beton (p) = 70 mm
Diameter tulangan (øD) = 19 mm
Tinggi efektif arah x (dx) = h – p – ½ øD
= 600 – 70 – ½ .19
= 520,5 mm = 0,5205 m
kN/m2
Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,002652
Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax)
ρ < ρmin maka dipakai ρmin
As = ρ.b.d.106
= 0,0035 . 1 . 0,5205 . 106
= 1821,75 mm2
Dipakai tulangan D19 – 150 (As terpasang = 1890,2 mm2 > 1821,75 mm2 ……. OK!!!)
Semoga bermanfaat.

Sumber dari : https://andriecivil.wordpress.com




Minggu, 08 Maret 2015

sap

Menghitung contoh Struktur Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.11

clip_image002[6]
Diketahui seatu jembatan rangka baja dengan data sebagai berikut :
· Bentang 6 x 6,0 m, tinggi 5,0 m
· Profil yang digunakan IWF 14 x 90
· Fy = 240 Mpa
· Beban yang bekerja adalah beban Mati (DL) dan beban Hidup (LL), dimana berat sendiri struktur sudah termasuk dalam pembebanan
· DL = 100 kN; LL = 400 kN
Penyelesaian :
a. Menentukan Model Struktur
1) Tentukan unit satuan dalam kN,m,C
2) Dari menu File – New Model, dipilih model yang mendekati template yaitu 2D Truss
3) Akan tampil kotak dialog 2D truss Type Sloped Truss, isikan Number of Divisions = 6; Heigh = 5; Devision Lenght = 6
4) Klik OK
5) Model sloped truss yang sudah dimasukkan datanya akan ditampilkan dalam 2 jendela view, aktifkan XZ-View dengan memaximize pada jendela tersebut.
clip_image004
6) Akan terlihat gambar seperti di bawah ini
clip_image006
b. Menentukan Material dan Penampang Struktur
1) Pilih menu Define – Materials sehingga akan tampil kotak dialog Define Materials.
2) Pilih A992Fy50, klik Modify/Show Materials
clip_image007
3) Akan tampil kotak dialog Material Property Data, ubah nilai fy menjadi 240 MPa = 240000
clip_image009
4) Klik OK
5) Klik OK
c. Menentukan Penampang elemen Struktur
1) Pilih semua elemen struktur dengan jalan klik satu-satu elemen atau dengan jalan pilihan windows maupun cross, seperti di materi AutoCAD
2) Pilih menu Assign – Frame – Frame Section
clip_image011
3) Akan tampil kotak dialog Frame Properties, klik Import New Property
clip_image013
4) Akan tampil Frame Section Property, pilih I / Wide Flange
5) Maka kita di suruh memilih file yang akan dipakai untuk memilih jenis baja, pilih jenisAISCLRFD3.pro, klik open
clip_image015
6) Akan tampil pilihan jenis baja, pilih W14x90, klik OK
clip_image017
7) Akan tampil gambar seperti di bawah ini
clip_image019
d. Menetapkan Load Case
1) Pilih menu Define – Load Cases, akan tampil kotak dialog Define Loads
2) Pada kotak dialog Load Name ketik DL dengan Type = DEAD, dan self Weight Multiplier defaultnya 1, pilih Modify Load
3) Ubah DL menjadi LL, pilih type-nya LIVE, klik Add New Load
4) Klik OK
clip_image021
e. Memberikan Beban Pada Model
1) Pilih 5 joint yang akan diberi beban
2) Pilih menu Assign – Joint Loads – Forces, sehingga tampil kotak dialog Joint Forces, pilihLoad Case Name = DL
clip_image022
3) Masukkan angka -100 pada Forces Global Z
4) Pada pilihan Options, klik Add to Existing Loads
5) Klik OK
clip_image024
6) Pilih ulang joint yang sebelumnya sudah terpilih melalui menu Select – Get Previous Selection
7) Pilih menu Assign – Joint Loads – Forces, ubah Load Case Name menjadi LL
clip_image026
8) Masukkan angka -400 pada Forces Global Z
9) Pada pilihan Options, klik Add to Existing Loads
10) Klik OK
clip_image028
f. Menganalisis Model
1) Simpan file dan beri nama
2) Pilih menu Analyze – Set Analysis Options, sehingga akan muncul kotak dialog Analysis Options
clip_image029
3) Pada Fast DOFs pilih Plane Frame (XZ Plane)
4) Klik OK
5) Selanjutnya adalah mengeset aksi pembebanan dengan menonaktifkan Modal, caranya pilih menu Analyze – Set Analysis Cases to Run, akan ditampilkan kotak dialog, pilih MODAL, klik pada tombol Run/Do Not Run Case
clip_image031
6) Klik Run Now, Proses analisis sedang berlangsung
7) Setelah proses selesai akan muncul pesan ANALYSIS COMPLETE, seperti gambar di bawah ini
clip_image033
8) Klik OK, maka akan tampil bentuk struktur terdeformasi, seperti gambar di bawah ini
clip_image035
g. Menampilkan Hasil Analisis
1) Reaksi Perletakan
a) Pilih menu Display – Show Forces/Stresses Joints, akan tampil kotak dialog Joint Reaction Forces
clip_image037
b) Pilih Reaction pada type dan beri tanda ? pada Show as Arrows
c) Klik OK
d) Akan tampil gambar seperti di bawah ini :
clip_image039
2) Gaya Normal, Lintang dan Momen
a) Pilih menu Display – Show Forces/Stresses – Frame, akan ditampilkan kotak dialog Member Forces Diagram for Frames.
b) Pada Component, pilihan Axial untuk menampilkan gaya normal, pilihan Shear 2-2 untuk enampilkan gaya lintang; Moment 3-3 untuk menampilkan gaya momen.
clip_image041
c) Pada Optionts, bila di klik pada Fill Diagram, maka gaya-gaya akan ditampilkan dalam bentuk gambar blok yang berwarna sesuai , bila pada Show Values on Diagram di klik maka nilainya akan ditampilkan dan gambarnya berupa arsiran garis.
clip_image043
Gaya Aksial akibat beban mati
clip_image045
Gaya aksial akibat beban hidup
clip_image047
Gaya lintang akibat beban mati
clip_image049
Gaya lintang akibat beban hidup
clip_image051
Momen akibat beban mati
clip_image053
Momen akibat beban hidup
3) Nilai Displacement
a) Ubah unit satuan ke N, mm, C
b) Klik Display – Show Deformed Shape atau F6
c) Bawa pointer ke salah satu titik joint sehingga akan ditampilkan nilai lendutan / displacement
d) Klik kanan untuk menampilkan nilai displacement dalam bentuk diagram
clip_image055
h. Pemeriksaan Tegangan
1) Pilih menu Option – Preferences – Steel Frame Design, akan tampil kotak diaolog Steel Frame Design Preferences for AICS-LRFD93 sebagai defaulnya.
2) Klik OK
3) Pilih menu Design – Steel Frame Design – Start Design/Check Strukture dan akan tampil gradasi warna yang menunjukkan perbandingan tegangan di setiap elemen struktur.
clip_image057
4) Kllik kanan pada elemen, akan ditampilkan jendela informasi tentang pertancangan dan kontrol tegangan baja di sepanjang element
clip_image059
5) Klik detail untuk mengetahui informsi lebih lengkap
clip_image061
Sumber : https://sipilusm.wordpress.com

Rabu, 25 Februari 2015

PDA TEST

PDA TEST - 1 


TUJUAN  PENGUJIAN PDA TEST

Tujuan  pengujian  tiang  dengan  Pile  Driving Analyzer  ( PDA  ) adalah  untuk mendapatkan  data  tentang  :

1.    Daya  dukung  aksial  tiang.
2.    Keutuhan  /  integritas  tiang.
3.    Efisiensi  enerji  yang  ditransfer.

Jenis  fondasi  tiang  yang  dapat  diuji  dengan  ‘PDA’  tidak  terbatas  pada tiang pancang  saja.  ‘PDA’  juga  dapat  digunakan  untuk  tiang  yang  dicor  di tempat seperti  tiang  bor,  tiang  franki  dan  jenis  fondasi  tiang lainnya.

1.       Daya  Dukung  Aksial  Tiang

Penentuan  daya  dukung  aksial  tiang  didasarkan  pada  karakteristik  dari pantulan   gelombang  yang  diberikan  oleh  reaksi  tanah  ( lengketan  dan tahanan  ujung ).
Korelasi yang  baik  antara  daya  dukung  tiang  yang  diberikan  dari hasil ‘PDA’ dengan  cara  statis  yang  konvensional  telah diakui,  yang  membawa   pada pengakuan ‘PDA’ sebagai metode yang sah  dalam  ASTM  D-4945-1996.
Meski  demikian, harus  dicatat korelasi  yang  ditujukan  dalam  grafik  didasar-kan pada  hasil  pengujian  jika  daya  dukung  batas  (  ultimate )  dicapai  baik dengan  ‘PDA’  maupun  dengan  pengujian  statis  yang  konvensional.

Keutuhan  Tiang
Kerusakan  pada  fondasi  tiang  dapat  terjadi  karena  beberapa  hal  antara  lain  pada  saat  pengangkatan  tiang  atau  selama pemancangan  tiang.  Untuk  tiang bor, pengecilan penampang dan longsornya  tanah  adalah  kerusakan  yang   paling  umum  dijumpai.  Kerusakan  ini  dapat  dideteksi  dengan  ‘PDA’.
Berdasarkan  ‘F’  ( gaya )  dan ‘V’ ( kecepatan )  yang  terekam  dari  gelombang  selama  perambatannya  sepanjang  tiang,  lokasi  dari  kerusakan  dapat  dideteksi  dan  luas penampang  sisa  dari  tiang  dapat  diperkirakan.
Jika  hanya  keutuhan  tiang  saja  yang  dibutuhkan,  sebuah  sub-sistem  dari  ‘PDA’  yang  disebut  ‘ Pile Integrity  Tester ‘  lebih  ekonomis  untuk  digunakan  dari  pada  ‘PDA’.

Efisiensi  Palu  Pancang
‘PDA’ mengukur  enerji  pemancangan  actual  yang  ditranfer  selama  pengujian.  Karena  berat  palu  pancang  dan  tinggi  jatuh  palu  pancang  dapat  diketahui, maka  efisiensi  enerji  yang  ditransfer   dapat  dihitung.

PERALATAN PDA TEST
Peralatan untuk  pengujian  ‘PDA’  terdiri  dari  :
1.   Pile Driving  Analyzer   ( PDA ),
2.    Dua  (2)  strain  transducer.
3.    Dua  (2)  accelerometer
4.    Kabel  Penghubung.
Peralatan dapat  dimasukkan dalam  kotak  perjalanan  yang  cukup  kuat.  Setiap  set  ‘PDA’  dan  perlengkapannya  membutuhkan  satu  atau  dua  kotak  yaitu berukuran sekitar 600 mm x 500 mm x 400 mm: dengan  berat  sekitar 30 kg.

PROSEDUR  PENGUJIAN PDA TEST
Pengujian  dinamis  tiang  didasarkan  pada  analisis  gelombang  satu  dimensi yang  terjadi  ketika  tiang  dipukul  oleh  palu.
Regangan dan  percepatan  selama  pemancangan  diukur  menggunakan  strain transducer  dan  accelerometer.  Dua  buah  strain  transducer  dan  dua  buah accelerometer  dipasang  pada  bagian  atas  dari  tiang  yang  diuji  ( kira-kira 1,5- x diameter  dari  kepala  tiang ).
Pemasangan  kedua  instrument  pada  setiap  pengukuran  dimaksudkan  untuk menjamin  hasil rekaman  yang  baik  dan  pengukuran  tambahan   jika  salah  satu  instrument  tidak  bekerja  dengan  baik.
Pengukuran  direkam  oleh  ‘PDA’  dan  dianalisis  dengan  ‘ Case Method’ yang  sudah umum  dikenal,  berdasarkan  teori  gelombang  satu  dimensi.  Latar  belakang  teoristis  pengujian  dinamis  tiang  dapat  dibaca  pada  lampiran  A.

Pemasangan  Instrumen
Pengujian  dinamis  dilaksanakan  untuk  memperkirakan  daya  dukung  aksial  tiang.
Karena  itu,  pemasangan  instrument   dilakukan  sedemikian  rupa  sehingga  pengaruh  lentur  selama  pengujian  dapat  dihilangkan  sebanyak  mungkin.
Untuk  itu  harus  dilakukan  adalah  :
1.      Strain  transducer  harus  dipasang  pada  garis  netral  dan  accelerometer  pada  lokasi  berlawanan secara  diametral.
2.      Posisi dari  palu  pancang  harus  tegak  lurus  terhadap  garis  strain  transducer.

Persiapan  Pengujian PDA TEST
Persiapan  pengujian  terdiri  dari  :
1.    Penggalian tanah permukaan  sekeliling  kepala  tiang,  apabila  kepala  tiang
sama  rata  permukaan  tanah.
2.    Pengeboran  lubang  kecil  pada  tiang  untuk  pemasangan  strain  transducer  dan  accelerometer.
3.    Pemasangan  instrument.

Informasi  yang  diperlukan dalam PDA test.
1.    Gambar  yang  menunjukan  lokasi  dan  identifikasi  tiang.
2.    Tanggal  pemancangan.
3.    Panjang  tiang  dan  luas  penampang tiang.
4.    Panjang  tiang  tertanam.

pedoman pengujian
Pengujian  ‘PDA’  dilaksanakan  berdasarkan  prosedur  yang  tercantum  dalam ASTMD-4945-1996.

Waktu Pengujian PDA test
Pengujian ‘PDA’  dapat  dilakukan  selama  pemancangan  untuk  memonitori perkembangan daya dukung tiang  sejalan  dengan  tiang  masuk  makin  dalam, kenerja  dari  sistem   pemancangan  atau  memonitor  tegangan  pada  saat pemancangan yang  ekstrim.
Tetapi  umumnya  ‘PDA’  digunakan  untuk  menentukan  daya  dukung jangka  panjang  tiang  fondasi.  Untuk  tujuan  ini,  pengujian  ‘PDA’  sebaiknya  dilakukan  beberapa  hari  setelah  pemancangan,  setelah  gaya  lengketan  tanah  mulai  bekerja.



Sumber : http://www.ilmusipil.com/



PDA TEST - 2


Salah satu pengujian pada pekerjaan pondasi tiang (pancang maupun bor) adalah dengan melaksanakan PDA Test dan analisa CAPWAP.
Untuk saat ini akan dicoba diberikan informasi dasar tentang pengujian PDA (Case Method) dan CAPWAP.







Jumlah pondasi tiang yang diuji dengan PDA Test pada umumnya sebanyak 1% dari jumlah titik pondasi tiangdalam satu proyek 

Berat/massa hammer ideal untuk pengujian PDA Test adalah 1%-2% dari kapasitas pondasi tiang yang disyaratkan untuk dicapai

Sertifikasi Tenaga Ahli
PDA Test hanya boleh dilakukan oleh tenaga ahli yang tersertifikasi :
  • Provisional
  • Basic
  • Intermediate
  • Advance
  • Master
  • Expert

Sertifikasi dilakukan oleh lembaga sertifikasi seperti HSDPT atau PDCA, yang konfirmasi keaslian dan masa berlaku sertifkasinya dapat diperiksa di :


PDA (Pile Driving Analyzer) - Case Method

PDA Test termasuk salah satu jenis pengujian dinamik dengan menggunakan metoda wave analysis dan sering disebut dengan re-strike test sesuai dengan sifat pengujiannya yang melakukan re-strike atau pemukulan ulang pondasi tiang yang diuji.

PDA Test pelaksanaannya mengacu pada ASTM D-4945 (Standard Test Method for High-Strain Dynamic Testing of Deep Foundations) :
"This test method is used to provide data on strain or force and acceleration, velocity or displacement of a pile under impact force. The data are used to estimate the bearing capacity and the integrity of the pile, as well as hammer performance, pile stresses, and soil dynamic characteristics, such as soil damping coefficients and quake values. This test method is not intended to replace Test Method D 1143."

Analisa data PDA dilakukan dengan prosedur Case Method, yang meliputi pengukuran data kecepatan (velocity) dan gaya (force) selama pelaksanaan pengujian (re-strike) dan perhitungan variabel dinamik secara real time untuk mendapatkan gambaran tentang daya dukung pondasi tiang tunggal.

Dari PDA Test  dengan menggunakan "Case Method" kita akan dapat mengetahui :
  • daya dukung pondasi tiang tunggal
  • integritas atau keutuhan tiang dan sambungan
  • efisiensi dari transfer energi pukulan hammer/alat pancang
  • dsb


CAPWAP (Case Pile Wave Analysis Program)

Analisa lanjutan yang dilakukan bersama dengan pengujian PDA adalah analisa CAPWAP yang merupakan salah satu metoda signal matching analysis (SMA).

Analisa ini menggunakan data yang diperoleh dari pengujian PDA untuk memberikan hasil analisa yang lebih detail.

Dari analisa CAPWAP kita akan mengetahui lebih rinci data yang diperoleh dari pengujian PDA Test, dengan tambahan informasi :
  • tahanan ujung pondasi tiang tunggal
  • tahanan friksi pondasi tiang tunggal
  • simulasi statik loading test
  • dsb

Bagan Pemasangan Instrumen



Yang diperhatikan pada waktu pemasangan instrumen strain transducer dan accelerometer (minimal masing-masing 2 buah) adalah posisinya harus sedemikian rupa sehingga pengaruh lentur (kelentingan) tiang dapat diminimalkan.

Karena jika terjadi lenturan (bending) selama pelaksanaan re-strike, maka data yang diperoleh akan mengalami distorsi sehingga analisa yang dilakukan tidak akan akurat.

Data dan Parameter Pengujian PDA Test





Penghentian re-strike dan perekaman data dilakukan setelah penguji yakin bahwa hammer telah memberikan energi transfer maksimum yang mampu dilakukannya.





Data Pemancangan yang Diberikan Kepada Penguji
Sebelum pelaksanaan pengujian, data berikut ini harus diberikan kepada penguji PDA, dan menjadi tanggung jawab Kontraktor yang melaksanakan pemancangan untuk memberikan data yang benar :
  • nomor identifikasi pondasi tiang
  • tanggal pemancangan
  • bentuk dan dimensi penampang tiang
  • panjang total tiang
  • panjang tertanam pondasi tiang
  • konfigurasi sambungan tiang (jika menggunakan tiang sambungan)
  • data hammer yang digunakan untuk melaksanakan pengujian PDA (re-strike)




Refusal dan Ultimate
Pada pengujian dengan PDA Test akan diperoleh hasil daya dukung yang bersifat salah satu dari dua kondisi berikut :
  • refusal
  • ultimate


Pengertian daya dukung yang bersifat refusal adalah daya dukung yang terdeteksi/terdata dan dianalisa merupakan daya dukung yang diperoleh dari kondisi pondasi tiang yang belum sepenuhnya termobilisasi.


Kondisi belum sepenuhnya termobilisasi adalah kondisi di mana pondasi tiang belum mencapai kapasitas tertinggi atau ultimate-nya

Kondisi ini dapat disebabkan karena pada saat pengujian/re-strike dilakukan, energi yang ditransfer tidak cukup besar untuk memobilisasi seluruh kemampuan tahanan atau daya dukung pondasi tiang yang diuji.

Pengertian daya dukung yang bersifat ultimate adalah daya dukung yang diperoleh dari kondisi pondasi tiang yang sudah termobilisasi sepenuhnya.


Dengan demikian angka daya dukung yang dihasilkan dari analisa PDA dan CAPWAP pada kondisi ini adalah benar-benar daya dukung ultimate atau batas yang dimiliki oleh pondasi tiang yang diuji.

Kondisi ultimate ditentukan oleh salah satu dari :

  • telah bergeraknya tiang pancang akibat beban tertentu (beban ultimate) yang berarti terlampauinya tahanan friksi dan ujung dari pondasi tiang
  • telah terlampauinya kemampuan material tiang pancang itu sendiri yang jika diteruskan dengan beban yang lebih berat akan mengakibatkan kegagalan pada bahan/material tiang pancang
Kedua kondisi tersebut (refusal atau ultimate) dapat diterima selama daya dukung yang diperoleh masih memenuhi syarat faktor keamanan yang dituntut dari desain yang ditetapkan.



---------------------------------Widget Penayangan Bulan lalu